Minggu, 16 Juni 2013


Sosok Rahmad Darmawan di sepak bola nasional sudah tidak asing. Bahkan prestasinya sebagai pelatih di sejumlah klub dalam negeri dan Timnas Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Termasuk penampilannya saat mengarsiteki klub dan timnas di pinggir lapangan juga unik.

Ya lelaki kelahiran Lampung, 28 November 1966 itu kerap mengenakan topi. Bahkan ternyata pria yang akrab dipanggil RD tersebut telah mengoleksi ratusan bahkan ribuan topi.

“Benar sejak kelas 1 SMP saya memang suka mengenakan topi. Kesukaan saya menggunakan topi bertambah kuat saat bermain di Metro Putra Lampung pada 1980-an yang dilatih oleh Wartono. Wartono selalu memakai topi merek First Flight saat melatih. Topi yang dia kenakan menambah kewibawaannya. Sejak saat itu saya jadi terinspirasi menggunakan topi sampai sekarang,” kata RD kepada Berita Kota Super Ball (Tribunnews.com Network), Jumat (14/6/2013).

Topi yang dikoleksinya pun mulai dari harga Rp 25.000 sampai Rp 500.000. Koleksinya mulai dari topi koboy sampai topi sport. Merek yang paling disukai adalah Rip Curl dan Ocean Pasicif. Bahkan di dalam mobilnya selalu tersedia lima sampai enam topi. “Topi itu biasanya saya peroleh dengan cara membeli atau dikasih teman. Kalau membeli biasanya di counter di Karawaci, Tangerang,” ucap RD.

Untuk warna, pria beranak tiga itu menyukai topi berwarna gelap, seperti hitam, hijau dop, dan biru tua. “Ukuran topi saya itu nomor 56 dan 57. Koleksi topi saya gunakan saat pertandingan, travelling, dan latihan. Saking sering menggunakan topi, rambut saya sampai rontok. Tetapi saya tetap saja menyukai topi,” ujar RD.

Hobinya terhadap topi membuat dirinya kerap memanfaatkan waktu pertandingan ke luar negeri untuk mencari topi kesukaan.”Seperti saat bersama timnas tanding di Korea Selatan dan ke Sydney, saya membeli topi di sana. Tetapi banyak topi yang saya beli di luar negeri itu diminta teman. Jadi sebagian koleksi topi saya habis karena diminta sama teman,” jelas RD.

Kesukaan RD terhadap topi pun dimanfaatkan oleh appareal sponsor untuk membuatkan topi khusus bertuliskan RD. Namun pria yang saat ini melatih Arema LSI itu kerap komplain karena bentuk RD terlalu besar.”Saya merasa tidak enak saja, tulisan RD-nya terlalu besar. Makanya saya minta diperkecil. Bukan apa-apa, saya tidak mau dianggap sombong. Saya tidak mau yang serba berlebihan,” paparnya.

Meski sangat menyukai penutup kepala itu, RD mengakui tetap bisa berpenampilan resmi. Bahkan saat memimpin anak-anak Merah Putih ke luar negeri pun ternyata dia pernah mengenakan setelan jas. Pasalnya udara di sana sangat dingin. “Jadi buat saya, topi ya hanya karena lebih kepada kesukaan saja. Kalau diminta untuk menanggalkan topi untuk menghadiri acara resmi ya bisa juga. Tetapi setelah selesai acara itu ya pakai topi lagi, ” terang pria yang lulusan Universitas Negeri Jakarta tahun 1990 tersebut. (kaka/KING)

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!